Sabtu, 14 Juli 2012

MENCEGAH DIABETES DNG JALAN KAKI

TEMPO.CO , Jakarta: Jika Anda jarang melakukan aktivitas fisik dan berisiko tinggi terkena diabetes, maka berjalan kakilah. Itulah salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menurunkan kenaikan kadar gula dalam darah, berjalan kaki lebih banyak setiap hari. Demikian hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Diabates Care.

Penelitian ini mengungkapkan betapa berartinya beraktivitas fisik meski sederhana. “Bahkan sejumlah kecil aktivitas akan memberikan dampak yang bagus pada kesehatan mereka,” kata Catrine Tudor-Locke yang meneliti tentang kaitan berjalan kaki dengan kesehatan di Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge Lousiana, tapi tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Rekomendasi untuk berjalan kaki setiap hari adalah minimal 10.000 langkah per hari. Tudor-Locke mengatakan biasanya 2.000 langkah sama dengan jarak sekitar 1,6 kilometer. Penelitian sebelumnya, tidak menyebutkan berapa jauh harus berjalan. Kini, kata Amanda Fretts, ketua peneliti dari laporan di jurnal Diabetes Care itu, semuanya semakin jelas. Butuh 10.000 langkah atau sekitar 8 kilometer berjalan kaki.

Demi mendapatkan informasi yang lebih akurat, Fretts dan rekan-rekannya meminta lebih dari 1.800 orang untuk menggunakan pedometer di pinggang mereka selama seminggu guna mengetahui jumlah langkah yang setiap hari mereka lakukan. Hasilnya sekitar 17 persen partisipan berjalan kaki lebih dari 3.500 langkah per hari.

Setelah memasukkan usia partisipan, apakah mereka merokok atau tidak dan risiko diabetes lainnya, tim Fretts menemukan bahwa orang yang berjalan kaki lebih banyak 29 persen lebih rendah risikonya terkena diabetes dibandingkan mereka yang berjalan kaki hanya sedikit.

“Temuan kami tidaklah mengejutkan karena penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan, bahkan sekecil apa pun aktivitas akan terkait dengan penurunan risiko diabetes,” ungkap Fretts dalam e-mail-nya kepada Reuters Health.

“Peningkatan aktivitas fisik kemungkinan mencegah bertambahnya berat badan dan mendukung penurunan berat badan, penyebab utama risiko diabetes,” kata Fretts.

ARBA’IYAH SATRIANI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar